Sunday 26 April 2009

LOST Chap 91

“Mia... Tolong tenang yah...” Jimmy mencoba menenangkan Mia dulu.

“Tadi malam dia kecelakaan...”

“Kecelakaan...?” Mia mulai kelihatan cemas saat itu, jelas dia terkejut mendengar Taro kecelakaan. Mia ingin langsung menerobos kedalam untuk melihat keadaan Taro. Namun tangannya di pegang Jimmy saat itu, Jimmy berusaha menjelaskan semuanya dulu agar Mia tidak terlalu berisik saat di dalam. Adi dan Jimmy kemudian berkata agar Mia tenang kalau melihat keadaan Taro saat didalam, Taro juga belum sadar. Jadi Mia diminta untuk tidak mengganggu istirahatnya.

Mia mengerti, mereka bertiga lalu masuk ke dalam. Mia segera mendekati Taro dan melihat keadaannya, melihat Taro yang berantakan seperti itu. Mia perlahan menjadi sedih, air mata mulai jatuh saat itu. Dia terisak dan menangis, Jimmy lalu menghampiri Mia dari belakang dan memberikan tissue yang diambilnya dari atas meja. Adi menepuk bahu Jimmy, dia berbisik.

“Jim... Aku balik dulu, nanti baru datang lagi.” Jimmy mengangguk dan menyuruh Adi untuk berhati-hati di jalan. Adi kemudian meninggalkan mereka di dalam sana. Dia segera menuju ke mobilnya dan langsung pulang. Mia masih memandang ke wajah Taro yang belum sadar dari tadi.

Dia kemudian berdiri dan bertanya kepada Jimmy untuk memberitahukan keadaan Taro yang sekarang. Jimmy mengajak Mia keluar untuk menjelaskan keadaan Taro, dia tidak ingin kalau Taro tersadar dan mendengar keadaan dia yang sekarang. Mia hanya mengangguk dan mengikuti Jimmy keluar.
“Aku kasih tau semuanya, tapi tolong... Jangan kasih tau Taro... Janji...?” Mia hanya mengangguk saat itu.

“Dokter bilang dia lumpuh...”

“Lumpuh...?” tanya Mia tidak percaya, Jimmy hanya mengangguk saat itu.
“Pasti becanda kan...?”

“Aku juga maunya cuma bencanda, tapi itu fakta... Aku harap kamu ga kasih tau dia soal ini, beban dia sudah banyak. Kami ga tau kalau dia denger masalah ini.”

“Kalian udah hubungin orangtuanya...?” Jimmy menggelengkan kepalanya.
“Kok gitu sih...?”

“Tenang... Bukannya ga mau, tapi belum tentu Taro juga ingin kasih tau masalah ini. Mereka sudah banyak masalah, kalau di tambah dengan ini apa kamu bisa membayangkannya...?” Mia mulai mengerti dengan maksud mereka berdua. Jimmy dan Mia terus berbicara mengenai masalah ini, Mia ingin membantu masalah administrasi Taro saat itu.

Sedangkan Jimmy hanya bisa menolak, namun Mia terus memaksa hingga akhirnya mereka menangguk biaya ini berdua. Setelah semua penjelasan sudah selesai, Jimmy dan Mia kembali ke dalam lagi menunggu Taro hingga tersadar.

“Aku mau pergi makan sebentar, kamu udah makan...?” Mia lalu mengangguk.

“Kalau gitu aku duluan, titip nih anak...” Jimmy keluar dari kamar Taro dan segera mencari makan. Di dalam Mia masih terus memandangi Taro yang tertidur itu. Mia menggenggam tangan Taro saat itu, dia lalu membelai rambut Taro. Beberapa saat kemudian, Jimmy masih belum kembali dan Adi juga belum datang. Mia lalu meletakkan kepalanya di tangan Taro saat itu, perlahan Taro terlihat sudah sadar. Mia masih belum sadar kalau Taro sudah bangun.

“Mia...” Panggil Taro pelan, Mia langsung menoleh ke arah Taro. Dia tersenyum dan sedikit menitikkan air matanya melihat Taro yang sudah terbangun. Taro lalu mengangkat tubuhnya sendiri dan duduk di atas ranjang itu. Saat dia dalam posisis duduk itu, nyeri di kepalanya muncul lagi. Taro langsung memegang kepalanya yang kesakitan itu, Mia panik dengan keadaan seperti itu.

“Ta... Kenapa...?” Taro tetap diam saja untuk beberapa saat, kemudian rasa nyeri itu hilang. Suara pintu yang terbuka terdengar, Taro dan Mia melihat siapa yang datang. Jimmy dan Adi terlihat masuk berdua saat itu, Jimmy membawa makanan kecil untuk selingan.

“Uda sadar Ta...?” tanya Jimmy duluan.

“Masih tidur sih...” jawab Taro bercanda, mereka semua tersenyum sesaat. Jimmy dan Adi lalu mendekati Taro dan melihat keadaannya.

“Gimana...?” sambung Adi.

“Apanya gimana...?”

“Pas terbang di jalan...” mereka sudah bisa bercanda seperti biasanya lagi saat itu.

“Susah di jelasin, Di... Mau coba...?” Taro tertawa berkata seperti itu.
“Mimpi itu jadi kenyataan...” bisik Taro dalam hati, dia pernah bermimpi mengalami kecelakaan persis saat dia mengenakan pakaian yang sama saat itu. Dia juga tidak bisa mengubah yang sudah terjadi, Taro tetap tenang menghadapi musibah tersebut.

No comments:

Post a Comment