Sunday 26 April 2009

LOST Chap 89

“Arghhh...!” Adi menendang tempat sampah yang ada didekatnya saat itu dan tempat sampah tersebut terjatuh hingga menimbulkan suara, kecemasan bercampur panik membuat dia semakin emosi saat itu. Sedangkan Jimmy hanya diam saja melihat kelakuan Adi. Jam menunjukkan angka dua kurang sedikit, lampu UGD itu berubah. Mereka berdua lalu berdiri menghadap pintu ruangan itu menunggu dokter segera keluar. Pintu ruangan tersebut lalu terbuka, dokter yang manangani Taro keluar dari sana dan melepaskan maskernya.

“Dok, keadaannya gimana...?!” tanya Adi duluan saat itu.

“Kalian...?”

“Kami temannya...” sambung Jimmy, dokter itu hanya menarik nafas panjang sambil menggelengkan kepalanya.

“Orangtuanya di mana...?”

“Dia di sini sendirian, keadaannya gimana...?”

“Kami sudah berusaha sebaik mungkin, tapi...” kata dokter sambil menggelengkan kepalanya

“Tapi apa dok...?!” tanya Adi semakin cemas melihat gelagat dokter itu yang menandakan hal buruk.

“Dia... Selamat... Namun beberapa organ dalamnya ada yang rusak. Ada benturan keras di kepalanya, dan itu bukan karena kecelakaan ini. Yang kami lihat di dalam benturan di kepalanya itu sudah terjadi sebelum kejadian ini.”

“Dasar bodoh...!” Adi memaki Taro dalam hatinya.

“Terus... Apa lukanya cukup serius...?” tanya Jimmy untuk memperjelas keadaan Taro.

“Dia akan sering merasakan nyeri di kepalanya saat sadar, kabar baiknya dia masih selamat...”

“Namun kabar buruknya, kecelakaan itu menyebabkan kakinya lumpuh...”

“Lumpuh...?” tanya Jimmy, dan dokter itu hanya mengangguk.
“Maksud anda dia harus di atas kursi roda selamanya...” tanya Adi, dan dokter itu mengangguk lagi.
“Apa ada kemungkinan dia bisa berjalan lagi...?”

“Kemungkinan selalu ada, tapi untuk yang satu ini sangat kecil. Maaf... Saya permisi dulu...” Adi kemudian terduduk saat itu, sedang Jimmy juga tidak bisa berkata apa-apa. Sesaat kemudian seorang suster keluar dari sana, Adi dan Jimmy melihat suster tersebut.

“Kalian...?” tanya suster tersebut.

“Kami saudaranya...” Kata Jimmy, pernyataan dia berbeda dari sebelumnya.

“Oh... Barang-barangnya bisa kalian ambil di depan. Permisi...”

“Aku ambil barang Taro dulu...” kata Jimmy, dan Adi hanya mengangguk sambil menunggu di sana. Jimmy berjalan ke depan dan mengambil barang Taro. Ada sebuah dompet dan HP yang ada bercak darahnya di sana, keadaan HP tersebut tidak seperti biasanya lagi. Namun layar masih bisa dilihat saat itu. Ada beberapa pesan, Jimmy kemudian membuka dan membaca pesan tersebut.

Semua pesan itu berasal dari Mia yang menanyakan Taro ada dimana. Jimmy tidak tau harus berbuat apa, dia kembali ke tempat Adi lagi dan memberikan HP itu kepada Adi. Adi juga bingung harus bagaimana, mereka kemudian sepakat untuk mengatakan ini kepada Mia. Saat itu Mia sedang ada di kamar kosnya, HP nya tiba-tiba berdering. Nomornya juga tidak dikenal. Itu nomor Adi yang menghubunginya dari rumah sakit.

“Halo...” jawab Mia duluan dengan suara lesu, dia terbangun dari tidurnya saat itu.

“Ini Mia...?”

“Ya... Ini siapa yah...?”

“Ini Adi... Taro sekarang ada dirumah sakit.”

“Rumah sakit...? Dia ngapain di sana...?”

“Dia mungkin nginap semalam di sini, kalau kamu mau ketemu dengan dia datang saja ke sini besok.” Adi berkata demikian, dia tidak bilang kalau Taro kecelakaan. Dia menutupi kejadian ini karena takut Mia akan cemas dan segera menyusul ke rumah sakit itu, dia pikir bukan sesuatu yang baik kalau Mia menyusul Taro ke rumah sakit. Karena hari sudah malam dan Mia mungkin akan pergi sendirian, hal itu akan membahayakannya Mia.

No comments:

Post a Comment