Sunday 26 April 2009

LOST Chap 83

“Malem... Snack... ( nama Taro seperti nama makanan ringan )” Richard mendatangi Taro malam itu, namun Taro sepertinya tidak begitu ambil pusing dengan kedatangan Richard. Taro lalu mematikan lagunya.

“Masalah apa... Charger... ( Richard diubah Taro sebagai Recharge seperti alat untuk mengisi baterai )” Richard tersenyum mendengar itu, dia lalu berdiri di sebelah Taro.

“Mia... Sudah tidur...?” Mereka berdiri berlawanan arah saat itu, Taro membelakangi langit dan Richard yang menghadap ke langit.

“Barusan masuk ke kamarnya... Kenapa...?”

“Srek, tinggal di sini...?”

“Mayan... Paling kalau udah bosan ya kabur lagi...”

“Hengh...” Richard tertawa kecil mendengar pengakuan barusan.
“Kalau dipikir-pikir aneh juga kita bisa kek gini sekarang...”

“Jadi pengennya ribut-ribut terus gitu...?”

“Gue titip Mia beberapa hari ke depan, besok harus berangkat ke luar negri.”
“Ga ngomong sendiri...? Sewa bodyguard atau apa gitu...”

“Hah... Dia caya sama loe, jadi gue ikut aja. Kalau dia ga kenal loe juga udah gue sewain bodyguard mungkin.” Mereka berdua tersenyum bersama. Malam itu mereka terus berbincang-bincang seperti teman yang akrab. Setelah itu Richard pergi untuk segera berangkat keesokan harinya, dalam beberapa hari kedepan dia baru akan kembali.

Taro juga masuk ke dalam kamarnya dan berberes-beres, setelah semua selesai dia langsung melepas lelah untuk menjalani hari esok lagi. Paginya Taro terbangun dari tidur, jam masih menunjukkan pukul delapan kurang saat itu. Taro lalu segera bersiap-siap untuk berangkat kerja pagi itu, dia melakukan rutinitasnya seperti biasa. Selesai dengan rutinitas di dalam kamar, Taro langsung berangkat ke tempat kerjanya. Taro lupa membawa HP nya saat itu, dia meletakkannya di atas meja dan segera berangkat ke tempat kerja. Saat keluar dari kamarnya, Taro baru teringat kalau HP nya ketinggalan di dalam. Taro masuk lagi ke dalam untuk mengambil HP nya dan setelah itu dia bergegas berangkat kerja. Sesampainya di tempat kerja suasana masih seperti biasa, ga ada tanda-tanda kalau baru kemarin mereka ngerayain ulang tahun Lily.

“Hoi...” Kiki melempar kain lap ke arah Taro, Taro lalu menangkap kain lap tersebut.
“Lap meja...” kata Kiki tertawa, Taro lalu berjalan ke arah Lily dan meletakkan kain tersebut di depan Lily.

“Titipan...” Taro lalu memandang Kiki sambil menahan tawanya. Mereka kembali berberes-beres saat itu, rumah makan belum dibuka kalau mereka belum selesai dengan kerjaannya. Beberapa saat kemudian mereka sudah selesai dan membukanya. Namun sama saja, belum ada pengunjung yang datang saat itu. Beberapa pelayan yang di dapur sibuk berbincang-bincang saat itu, dia sana ada Taro, Kiki, Yansen dan lainnya.

“Pengen cari job yang lebih oi...!” teriak Yansen saat itu, mereka hanya tertawa melihat Yansen bertingkah seperti itu.

“Banyak nuntut nih anak, udah mending dapat kerjaan.”

“Tapi kita juga ga bakal di sini terus, Ta... Susah ke depannya nanti...” sambung Kiki sambil memukul kain lap ke kursi.

“Pengennya sih gitu... Dapet job yang lebih sip, lebih sip lagi ga usah kerja tapi duit ngalir yah...” Yansen mengharapkan sesuatu yang sangat mudah. Mereka terus berbicara tentang pekerjaan mereka. Gaji yang diberikan memang terbilang hanya cukup, dan untuk di tabung sangat susah.

Dan mereka lalu bercerita tentang mereka dulunya bagaimana. Taro mengeluarkan HP nya dan mengirim pesan kepada Rita, dia berniat untuk bertemu dengan Rita lagi saat itu. Namun Rita juga lagi sekolah saat itu, jadi Taro tidak ingin terus menganggu konsentrasi belajar Rita. Hari berlalu begitu saja, Taro tetap harus bekerja biarpun itu hari sabtu. Para pelayan saat senggang selalu berkumpul di dapur dan berbicara bersama, sedang Kiki kadang tetap menggoda Lily.

Di tempat lain, Mia terlihat sedang berjalan di sebuah Mall. Hari itu dia tidak ada jadwal kuliah, jadinya Mia bermaksud untuk jalan-jalan. Entah kebetulan atau apa dia melihat seorang wanita saat itu. Mia kemudian berpikir sebentar, dia seperti pernah melihat orang itu. Mia sadar kalau orang tersebut ada di HP Taro saat itu. Dia lalu mulai mendekati orang tersebut, Mia lalu menepuk bahu dia. Mereka saling lihat sebentar.

“Rita...?” tanya Mia kepada orang itu.

“Siapa yah...? Kok tau...?” Mereka lalu berbicara sambil berjalan, Rita sedang sendirian saat itu. Mia menceritakan bagaimana dia bertemu dengan Taro, Mia mengajak Rita untuk makan siang itu. Mereka berdua tertawa saat berbicara, mereka membicarakan tentang Taro. Di tempat Taro, terlihat di bersin-bersin saat itu. Tidak terasa kalau Mia dan Rita menghabiskan beberapa jam untuk berbincang-bincang. Mia mulai terbawa suasana, dia lalu membicarakan masalah Taro saat itu.

1 comment:

  1. ada yang dak connect dek...

    Taro lalu segera bersiap-siap untuk berangkat kerja pagi itu, dia melakukan rutinitasnya seperti biasa. Selesai dengan rutinitas di dalam kamar, Taro langsung berangkat ke tempat kerjanya. Taro lupa membawa HP nya saat itu, dia meletakkannya di atas meja dan segera berangkat ke tempat kerja. Sesampainya di tempat kerja suasana masih seperti biasa, ga ada tanda-tanda kalau baru kemarin mereka ngerayain ulang tahun Lily.

    Dan mereka lalu bercerita tentang mereka dulunya bagaimana. Taro mengeluarkan HP nya dan mengirim pesan kepada Rita, dia berniat untuk bertemu dengan Rita lagi saat itu. Namun Rita juga lagi sekolah saat itu, jadi Taro tidak ingin terus menganggu konsentrasi belajar Rita. Hari berlalu begitu saja, Taro tetap harus bekerja biarpun itu hari sabtu. Para pelayan saat senggang selalu berkumpul di dapur dan berbicara bersama, sedang Kiki kadang tetap menggoda Lily.


    dari dak bawa hape bisa smsan
    dikoreksi dolo yh...
    udah bagus ampe sini walo masih kaku..hehe

    hady

    ReplyDelete