Sunday 26 April 2009

LOST Chap 81

“Kita pikir, kalau hidup manusia ini bakal bertahan beberapa tahun ke depan. Tapi kita ngelupain satu hal, kalau setiap detik yang kita lewatin bisa saja menghilangkan kehidupan ini. Alias tewas...”

“Kok jadi ngomong gituan sih...?”

“Li...” Mereka berdua saling bertatapan.
“Coba kamu rasain sekarang, gimana pas seseorang yang sayang sama kamu pergi untuk selamanya. Ga ada lagi yang godain kamu, ga ada lagi yang buat kamu ketawa, semua perhatian yang berbeda dari dia ga akan muncul lagi...” mendengar itu Lily lalu tertunduk, Taro menarik nafas dan menghembuskannya pelan.
“Sudahlah... Aku cuma mau beli ini...” Taro lalu mengambil sebatang coklat dan segera ke kasir untuk membayarnya. Mereka berdua keluar dari minimarket tersebut. Namun Lily juga tidak bisa berbicara banyak saat itu.

“Memang tiap malam kami sering SMS-an... Tapi gue bener-bener ga nyangka kalau gini jadinya. Gue juga ga pengen nyakitin dia, Ta...”

“Aku juga ga bilang kamu harus nerima dia kan...?”

“Jadi dari tadi panjang lebar kalau bukan suruh gue nerima dia, terus tuh cerita buat apaan...?” Tanya Lily mulai kebingungan.

“Pikirin sendiri deh... Dah...” Taro langsung meninggalkan Lily saat itu, sore itu Lily berdiri di depan minimarket tersebut dengan kebingungan. Dia lalu menggelengkan kepalanya dan menunggu angkot untuk pulang ke rumahnya. Taro yang berjalan mengarah ke rumahnya kemudian mengeluarkan HP nya. Dia mengirim SMS untuk Rita dan menanyakan kabarnya. Setelah pesan itu terkirim, mendadak kepala Taro terasa nyeri lagi. Dia terpaku di depan tangga untuk beberapa saat.

Taro mengetuk kepalanya sendiri untuk menghilangkan rasa nyeri tersebut, padahal itu malah menambah rasa nyeri yang dia rasakan. Perlahan rasa itu mulai menghilang, Taro hanya menggelengkan kepalanya kecil sambil meneruskan menuju ke kamarnya. HP nya lalu kembali bergetar, Rita membalas SMS tersebut. Dia menanyakan apa yang dilakukan Taro hari itu, dengan bangga Taro berkata kalau dia sedang menjadi cupid yang ingin mempersatukan dua insan yang sedang dilanda ombak asmara. Dengan kata-katanya yang berlebihan Taro membalas pesan tersebut.

Taro memang suka menggunakan kata-kata yang hiperbola saat bercanda, seseorang langsung mengejutkan Taro dari belakang. Taro sedikit tersentak saat itu, dia memejamkan matanya saat terkejut. Itu adalah Mia yang dari tadi diam-diam mengikuti Taro saat naik tangga. Dia hanya tersenyum-senyum karena berhasil membuat Taro terkejut.
“Jantungan Mia... Jantungan...” kata Taro sambil memegang jantungnya, sedangkan Mia merasa sama sekali tidak bersalah saat itu.

“Lagi SMS-an sama sapa tyuh...” mulai gaya kekanakannya keluar.

“Sama anjing aku di rumah, dia “say hello” gitu... Mau balas...?”
“Sama oranglah... Udah tau nanya...” jawab Taro, Mia hanya tertawa mendengar itu.

“Cari makan dulu yuk... Laper...” Mia memegang perutnya yang kelaparan.

“Mandi dulu, baru pergi... Ok...?” Mia hanya mengangguk, mereka lalu berjalan ke kamar masing-masing, seketika Taro berbalik secara cepat dan menunjuk Mia.
“Ga pake dandan di WC...” Taro lalu mengeluarkan kunci kamarnya dan segera masuk ke dalam, Mia juga demikian. Segera Taro menyiapkan pakaian santai ala Taro. Dengan sepotong kaos hitam dan celana pendek hitam, Taro seperti Man-In-Black saat itu. Celana dalamnya tidak diketahui warna apa.

Beberapa menit Taro selesai dengan acara mandinya, dia lalu mengambil HP dan dompet yang tadi diletakkan di meja. Ada sebuah pesan yang masuk. Itu dari Rita yang menanyakan apa Taro sudah makan atau belum, Taro lalu membalas dengan gaya orang SMS biasanya. Taro membalas SMS tersebut dengan.
“Sry agak lama... Tadi baru mandi, nih tar lagi baru pergi mam. Tata mam juga gih...” Gaya SMS anak muda jaman sekarang, Taro kemudian keluar dari kamarnya dan mengetuk pintu kamar Mia. Yang dia dapat hanya teriakkan dari Mia yang mengatakan sebentar.

Taro menggelengkan kepalanya, dia lalu menunggui Mia sambil berbalas SMS dengan Rita. Dia teringat kembali masa lalu saat masih berhubungan dengan Rita dulunya. Sekian lama menunggu akhirnya Mia keluar juga, dia memakai kaos putih dengan motif kartun di depan dan celana pendek. Mereka lalu pergi mencari makan malam saat itu, mereka ingin mencoba makan di tempat yang lain. Terlihat ada sebuah rumah yang membuka tempat makan saat itu, mereka masuk saja ke dalam.

Taro tidak menghubungi Rita lagi, karena dia ada ulangan esoknya pastinya harus belajar malam itu. Mia dan Taro segera mencari tempat duduk dan menempatinya. Pelayan memberikan menu kepada mereka untuk memesan. Nasi ayam goreng dan es jeruk dua, pesanan yang begitu simpel.

“Pinjem HP nya entar donk...” Mia mengulurkan tangannya meminta HP Taro.

“Napaen...”

No comments:

Post a Comment