“Nurut kalian lah, yang bagus buat cewek ulang taun...”
“Beli kalung atau gelang...” Jimmy memberikan usulnya duluan.
“Di mana...?” Taro balik bertanya tempat membeli perhiasan itu.
“Toko besi...” jawab Very cepat.
“Di toko emas lah...”
“Tau toko emas, tapi di mana coy...? Udah malam ini...”
“Paling-paling juga boneka, Ta...” Adi menambahkan usulannya.
“Paling simpel juga boneka memang, prasaan dulu kita beliin orang boneka terus... Variasi dikit kek...” protes Taro yang sudah bosan dengan kado boneka.
“Banyak protes nih anak... Yang penting kasih, dah selesai...” jawab Very tertawa sendiri, sate pesanan mereka lalu datang juga. Segera mereka menghabiskan makan malam itu untuk segera memenuhi protes Taro. 
Namun tetap harus menunggu Jimmy dan Taro yang selalu bersaing dalam perlombaan makan lambat. Selesai dari sana mereka bergegas meninggalkan tempat itu, tidak perlu mengeluarkan uang lagi. Karena Jimmy sudah membayar semuanya. Mereka lalu mengarah ke toko yang menjual boneka, dan mereka kebingungan sendiri di jalan. Mencari toko boneka tidak semudah mencari pedagang makanan, mereka memutuskan untuk mengarah ke mall. 
Mereka setuju saja dengan pendapat supir, mereka berempat segera menuju mall yang masih buka. Saat itu masih sekitar jam tujuh hampir delapan, mereka menuju mall yang dikira menjual boneka. Adi segera masuk ke mall itu, dia langsung mencari tempat parkir yang ada. Mereka turun lagi dan segera memasuki mall itu untuk mencari keberadaan boneka yang diusulkan Very, beberapa kali berkeliling mereka menemukan tempat boneka itu. Taro mempersilahkan Very untuk masuk duluan, dan memilihkan satu untuknya.
“Pakar duluan...” kata Taro mempersilahkan Very untuk masuk duluan ke toko boneka itu. Mereka mulai memilih boneka yang di pajang di dalam, berbagai ukuran ada di dalam sana. Dari yang sangat kecil, sampai boneka yang berukuran tubuh mereka. Mereka terus berpencar dan memilih boneka yang dikira akan cocok sebagai kado ulang tahun.
“Jim...” Panggil Taro, dan Jimmy menoleh ke arah Taro.
“Mirip...” Taro menunjuk boneka babi sambil tertawa, Jimmy hanya menggelengkan kepalanya.
“Ta...” Adi memanggil Taro, Jimmy dan Very mendekati Adi juga, dia menunjukkan boneka beruang yang lucu saat itu.
“Deal...!” Taro tanpa basa-basi langsung menyutujui pilihan itu, yang lainnya juga sepertinya tidak ada komentar soal itu. Taro kemudian mengambil boneka tersebut dan meminta tolong kepada penjaga toko tersebut untuk langsung dikadoin saja. Setelah itu mereka segera beranjak dari tempat itu. 
Mereka juga tidak ada tujuan lagi, sedang Taro juga ingin langsung segera istirahat. Karena dia besok harus bangun lebih pagi dari biasanya. Beberapa saat kemudian mereka sudah ada di jalan raya, dengan keadaan dalam di dalam mobil yang dilimpahi dengan kekacauan. Teriakkan mereka tidak terbendung lagi, kemacetan bahkan tidak terasa karena mereka terus menggila di dalam mobil. Adi juga menyetel lagu yang energik saat itu, menjadikan suasana menjadi mudah dilanda kerusuhan. 
Sampai juga di tempat Taro duluan, karena dia yang paling jauh tempat tinggalnya dibandingkan mereka bertiga. Sedang Very dan Adi berada di tempat yang bisa di bilang dekat, memang dekat sebenarnya. Taro lalu turun duluan dengan membawa kotak kado dan segera menuju ke kamarnya. Taro berpas-pasan juga dengan penghuni kos lainnya yang sedang turun, ada yang sendirian dan ada yang sedang bersama pasangannya. 
Taro tersenyum saja dengan mereka, dia mengambil kunci kamarnya. Taro langsung menuju ke kamarnya dan membuka pintu. Sesampainya di dalam, Taro langsung menaruh kotak kado itu. Dia lalu masuk ke dalam kamar mandi mencuci kakinya sambil menyetel alaram di HP nya. Setelah itu semua, Taro langsung menuju ke atas tempat tidur dan mengistirahatkan dirinya untuk membuat kejutan esoknya. Karena besok mereka berencana untuk membuat Kiki langsung menyatakan perasaannya kepada Lily, dan mereka senang sekali mencampuri urusan yang berbau seperti ini. Dan bukan hanya Taro yang sibuk membeli kado ulang tahun pada saat itu, teman kerja Taro juga sibuk mencari kado untuk diberikan kepada Lily. 
Hari penantian pun tiba, suara alaram HP Taro sudah berbunyi dan memaksa Taro untuk bangun dari tidur lelapnya. Dia terbangun dengan terkejut, Taro melihat jam di HP nya. Tanpa membuang waktu Taro langsung berdiri dan segera bersiap-siap. Dia mengambil pakaian dan segera melesat ke kamar mandi, kurang dari sekian menit Taro sudah keluar dari kamar mandi. Dia langsung memakai pakaian yang disiapkan tadi, setelah semua selesai. Taro langsung mengambil HP dan dompetnya, dia langsung berlari keluar dari kamarnya. Taro langsung menuruni tangga kosnya, sesaat dia terdiam dan berpikir sesuatu. 
Taro menepuk keningnya sendiri, dia berlari ke atas lagi dan masuk ke kamar untuk mengambil kado tersebut. Kali ini Taro sudah siap, dia langsung berlari ke tempat kerjanya. Hari masih pagi, terlihat mereka semua sudah berada di dalam. Yansen yang meminjam kunci dari Lily kemarin, dia beralasan untuk datang lebih awal. Mereka semua sudah bersiap di dalam, Taro langsung pergi ke dapur. Teman-temannya sedang mempersiapkan kue ulang tahun untuk Lily, kuenya berukuran sedang. 
Beberapa menit lagi mungkin Lily sudah ada di sana, mereka langsung berpakaian seperti biasanya. Dan mereka sepakat untuk bertingkah seperti biasa juga, agar tidak menarik curiga. Kiki masih di sembunyikan di dapur, karena dia kunci dari semua kejutan ini. Taro dan lainnya menurunkan kursi seperti biasanya, setelah itu mulai mengelap meja. Orang yang di tunggu akhirnya datang juga, semua berasa tegang saat itu.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)

No comments:
Post a Comment