Sunday, 26 April 2009

LOST Chap 73

“Ah... Itu... Sendirian aja...? Udah makan...?” balas Taro, dia mulai menenangkan dirinya sendiri.

“Iya sendirian, tapi nanti dijemput ama orang rumah kok...”

“Cari makan yuk...” Adi menyelamatkan Taro sekali lagi. Dia langsung jalan, Taro dan Rita mengikuti Adi dari belakang. Mereka lalu mencari tempat makan untuk mengisi perut mereka yang kosong. Segera mereka mencari tempat duduk dan segera menduduki tempat itu. Taro dan Adi duduk bersebelahan, sedang Rita duduk di depan mereka. Kemudian pelayan tempat makan itu datang dan memberikan menu makanan kepada mereka.
“Duduk bareng dia lah...” bisik Adi pelan kepada Taro.

“Malu...” balas Taro pelan juga, mendengar pengakuan tersebut Adi hanya bisa menepuk keningnya pelan sambil menarik nafas.

“Kalian ngomong apa...?”

“Ga ada apa-apa kok...” balas Taro cepat, Rita hanya tersenyum bingung melihat tingkah Taro.

“Lama ga ketemu yah Ta... Sehat-sehat ajalah...?”

“Pesan dulu baru ngomong, kasian nih orangnya nungguin...” kata Adi sambil melihat menu makanan, Rita lalu tersenyum sambil mengambil menu makanan itu.
“Makan apa Ta...?” tanya Adi.

“Ikut lah Di... Bingung mau makan apa...”

“Yang bener ngikut...?” tanya Adi dengan nada lain, perasaan Taro tiba-tiba menjadi tidak enak.

“Ga jadilah, aku pesan sendiri aja...” Mereka bertiga lalu memesan makanan masing-masing, pelayan itu segera pergi dan menyiapkan makanan mereka.

“Gimana sekolahnya...?” Adi mulai bertanya kepada Rita.

“Yah... Kek gitulah, ga ada yang spesial...”

“Banyak berubah yah Ta... Dulu ga gini deh perasaan...” sambung Taro.

“Cuma rambut aja kok yang jadi panjang, kalian juga banyak berubah tuh...” Rita hanya tersenyum menanggapi Taro.

“Udah lepas dari sekolah, jadi style juga bisa bebas. Kalau dulu sekolah, aku dengan Taro selalu ditegur sama guru masalah rambut...”

“Masih ingat Di...? Dulu kan dia dipotong rambutnya sama guru...”
“Hmmm.... Ta... Rencana kuliah di mana...?” tanya Taro kepada Rita.

“Keknya diluar sih...”

“Luar negri...?” tanya Adi, dan Rita hanya mengangguk.
“Udah daftar yah...? Kuliahnya langsung atau masih nunggu...?”

“Daftar sih udah... Kuliahnya ga langsung kok. Masih nunggu brapa bulan gitulah... Kamu ngapain aja sekarang...?” Rita balik bertanya kepada Taro, pelayan itu lalu datang dan menghidangkan pesanan mereka.

“Kerja... Makan dulu Ta, nanti baru nyambung lagi ngomongnya...” Taro lalu mengambil bagiannya. Mereka tetap berbicara saat makan, terlihat Rita juga sering tersenyum kepada Taro. Tentu hal itu membuat Taro menjadi tenang, Adi juga bukan hanya obat nyamuk. Dia lumayan membantu Taro untuk memulai pembicaraan.

“Habis nih mau ke mana lagi...?” Rita menanyai kedua orang itu.

“Mana Ta...?” tanya Adi, Taro lalu menggelengkan kepalanya, dia juga tidak tau ingin pergi ke mana. Tujuannya hanya untuk menemui Rita saat itu. Mendengar mereka berdua tidak ada tujuan lagi, Rita mulai mengajak mereka untuk terus berbicara. Supaya tidak bosan nantinya, Taro juga menanggapinya dengan senang hati.

HP Rita mulai berdering, seseorang meneleponnya saat itu, melihat itu Taro baru sadar untuk mengetahui nomornya. Itu temannya, entah pria atau wanita. Taro juga tidak tau, dan dia tidak ingin tau juga siapa yang memanggil. Setelah selesai bercakap dengan temannya itu, Taro langsung membranikan dirinya untuk menanyakan nomor HP Rita. Rita hanya mengangguk, dia memberikan nomornya kepada Taro.

No comments:

Post a Comment