Sunday, 26 April 2009

LOST Chap 67

“Ampun la Jim... Mau pamer bukan gini caranya...” Kata Adi sambil sedikit tertawa.

“Ngapa...? Mau coba...?” tanya Jimmy menantang Adi, Adi hanya menggelengkan kepalanya menghadapi Jimmy. Taro juga sudah selesai dari kamar mandi, dia lalu mengambil kaos kaki dan memakainya. Sayangnya sepatu Taro hanya satu, dan itu dipakai multi fungsi. Sandal jepit Jimmy juga tidak kalah saing dengan sepatu mereka. Walaupun hanya sandal jepit namun harganya bisa menyamai sepatu mereka. Belum lagi HP dan arlorji yang dikenakannya.

“Gimana Ta...?” tanya Adi.

“Apanya...?”

“Kalau hoki terus ketemu Rita nanti di mall, pas dia jalan sama cowok lagi.”

“Gebukin aja cowoknya...” jawab Taro sambil tersenyum.
“Yuk lah... Uda siap juga semua...” Mereka bertiga lalu keluar dari kamar Taro, Taro keluar belakangan untuk mengunci pintu kamarnya. Mereka lalu berjalan menuruni tangga, di sana mereka berpas-pasan dengan Mia yang bersama dengan Richard.

“Mau ke mana...?” tanya Mia duluan kepada mereka bertiga.

“Jalan aja... Mau ikut...?” Tanya Jimmy kepada Mia dan Richard.

“Oh yah... Jim... Kenalin nih cowoknya Mia...” Jimmy lalu mengulurkan tangannya dan berjabat tangan Richard, mereka berdua setuju untuk ikut dengan Taro jalan-jalan. Adi mengangkut Taro dan Jimmy, sedangkan Richard mengangkut Mia. Sebelumnya mereka janjian dulu untuk ngumpul di mana. Sudah di tentukan mereka akan berkumpul di mall sana. Mereka lalu keluar dari komplek kos itu.

“Ga cari cewek Jim...? Sampe kapan mau main-main terus...?” tanya Adi sambil menyetir.

“Kapan-kapanlah... Tunggu udah matang dulu baru cari...” jawab Jimmy yang duduk di belakang Taro.

“Udah matang itu... Kurang apa sih, tampang OK, finansial OK.”

“Cuma otaknya agak kurang yah kek nya...” potong Taro, Adi lalu tertawa.

“Ngejek la terus Ta... Tunggu kau...” sambung Jimmy dengan nada canda.

“Bukan gitu Jim, kelamaan nunggu nanti basi...” kata Adi, sepertinya dia sudah paham dengan hal ini.

“Kalau banyak milih susah juga Jim, kalau pas kita mau dengan dia. Eh... Ga taunya dia sudah pergi atau apa itu.”

“Kek nasib kau yah Ta...?” Balas Jimmy sambil ngakak.

“Tuh bisa balas udah... Bangga gitu...?” tanya Taro kepada Jimmy.

“Bangga lah...” Jimmy semakin menjadi-jadi dengan tawanya, sedang Adi hanya mendengar perdebatan mereka sambil menyetir. Beberapa saat kemudian, langit juga sudah mulai menguning menunjukkan sudah sore. Sampai juga mereka di tempat yang mereka tuju, Adi mencari tempat parkir untuk memarkir kendaraannya. Diikuti oleh Richard yang membuntuti mereka dari belakang. Setelah mendapat tempat parkir mereka lalu turun dari mobil.

Hanya Mia sendiri yang wanita dalan kelompok gila itu, Richard juga agak diam dari biasanya. Mungkin dia sudah bisa menerima Taro untuk dekat dengan Mia. Mereka lalu segera masuk kedalam mall itu. Terlihat Jimmy mulai jahil, semua tombol lift di pencetnya.

“Ini kawan loe...?” tanya Richard kepada Mia, Mia hanya menggelengkan kepalanya. Dia menyadari cerita Taro menjadi kenyataan. Pintu lift terbuka, mereka lalu masuk ke dalam lift tersebut. Pintu lalu terbuka, mereka keluar lagi dari lift itu. Suasana sekitar terlihat aramai juga, Jimmy berdiri paling depan. Dan mereka berkeliling di sana.

“Uda lapar Jim...?” tanya Taro kepada Jimmy.

“Mau makan...?” tanya Adi kepada Taro, dan Taro hanya mengangguk.

“Keliling aja, mau makan apa juga ada di sini kok.” Jimmy dengan semangat mengitari tempat itu dan mencari tempat makan, Richard dan Mia hanya mengikuti mereka. Sampai juga mereka di sebuah tempat makan cepat saji, ramai juga sih di dalam. Mereka langsung mencari tempat duduk untuk lima orang. Pelayan datang dan membawakan menu makanan kepada mereka berlima, dan gaya Richard masih saja cool seperti biasanya. Mia yang memesankan makan dan minuman untuk Richard, sedangkan mereka bertiga memesan makanan yang berbeda.
“Kalah saing Ta... Ada yang lebih cool...” kata Jimmy setelah melihat gaya Richard.

No comments:

Post a Comment