Saturday, 25 April 2009

LOST Chap 54

“Jangan salain Tata terus... Apa Tata juga ngerasa dia bakal senang kalau Tata gini terus...?” Taro kembali terdiam, sepertinya Mia sudah bisa menenangkan Taro. Mia masih terus memandangi Taro yang duduk di depannya. Taro juga mulai tersenyum sedikit, dia mengelus kepala Mia.
“Mia sudah makan malam...?” Mia hanya menggelengkan kepalanya.
“Mau bareng...?” Mia lalu mengangguk.

“Bentar...” Mia lalu mendekatkan dirinya kepada Taro, dia membenahi wajah Taro yang berantakan karena habis menangis.

“Malu entar kalau keluar kek gitu...” Mia lalu berdiri dan mengarah ke pintu diikuti dengan Taro. Mereka berdua berjalan ke arah pintu.

“Mia...” Panggil Taro, Mia lalu berbalik menghadap Taro karena di panggil. Tanpa disadari Taro memeluk Mia langsung, dia mencium kepala Mia saat itu.

“Makasi yah udah temenin aku tadi...” Taro lalu melepas pelukannya. Mereka berdua lalu mengarah ke tempat makan terdekat. Taro dan Mia turun dari kamar mereka dan keluar dari koskosan itu. Mereka mencari tempat makan terdekat, dan akhirnya berhenti juga di pinggir jalan. Taro dan Mia masuk ke tempat itu, mereka lalu memesan makanan di tempat itu. Di sana ada dijual ayam goreng, tahu, tempe, lele, ati ampela, DLL. Mia hanya ikut Taro saja. Dia juga tidak makan begitu banyak kalau malam, jadi dia berbagi dengan Taro.

Mereka lalu mencari tempat duduk yang masih kosong, segera tempat itu ditempati Taro dan Mia. Beberapa saat mereka duduk, beberapa pengamen datang dan menyanyikan lagu. Dengan gitar dan drum sederhana mereka mengamen di tempat itu. Makanan mereka datang juga, nasi uduk yang tidak begitu banyak juga dalam satu porsi. Dan beberapa potong tahu dan tempe, serta ayam goreng yang dipesan Taro. Dan minumannya es teh manis yang menemani malam mereka. Mia mengoper nasinya beberapa sendok ke tempat Taro, mereka lalu melahap makanan itu. Tidak lupa untuk membayar para pengamen itu, karena mereka juga tidak mengamen asal-asalan. Suara pengamen itu boleh dibilang bagus juga.
“Fuh...” Taro menghela nafasnya.

“Kok gitu sih abis makan...?”

“Yah gimana ga gitu... Di permak Mia makan segitu banyak. Jarang-jarang aja makan segitu banyak pas malam kek gini, kecuali... Kalau ada yang ulang tahun.”

“Jangan di makan lah kalau kenyang, kan Tata sendiri yang kerepotan.”

“Sayang aja kalau ga dimakan, dompet anak kos ini. Jadi ga boleh buang-buang makanan.” Kata Taro sambil meneguk es teh manisnya. Mia tersenyum melihat Taro, sedangkan Taro wakti itu sedang melihat-lihat sekitarnya. Beberapa orang yang makan di sana dengan orang-orang dekatnnya dan ada juga yang hanya sendirian. Taro kemudian melihat keluar, kendaraan terus berlalu lalang pada malam itu. Taro kemudian menepuk kedua pahanya.

Dia berdiri dan mengarah ke tempat penjual itu. Taro mengeluarkan dompetnya dan segera membayar semua pesanannya, dan dia kembali lagi ke tempat duduknya dan segera menghabiskan es teh manisnya yang masih bersisa. Setelah itu Taro dan Mia segera beranjak dari tempat tersebut. Beberapa orang masih saja berdatangan ke tempat makan itu, Taro berpas-pasan dengan beberapa orang saat ia ingin meninggalkan tempat makan itu. Dan juga masih terlihat orang-orang yang berlalu lalang malam itu. Taro dan Mia berjalan berdua mengarah kembali ke kamar mereka masing-masing.
“Udah mendingan...? Tanya Mia ketika mereka sedang berjalan di trotoar pada malam itu. Taro hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaan Mia. Mia merasa sedikit lega mengetahui kalau Taro sudah agak mendingan daripada tadi.
“Kalau ada masalah lago, jangan ragu buat cerita ke Mia...”

“Hemh...” Taro sedikit tersenyum, dia memegang kepala Mia dan mereka terus berjalan namun setelah itu tidak sepatah kata lagi terucap dari mereka berdua.

“Entah kenapa jika didekat dia, aku terus merasa nyaman. Beda dengan Richard, dia benar-benar memberi apa yang kuinginkan dari seorang pasangan...”
“Andai saja aku sudah bertemu dengan dia dari dulu...” bisik Mia dalam hatinya ketika didekat Taro. Mereka memasuki komplek koskosannya dan segera naik ke atas. Taro terus berjalan tanpa menunggu Mia lagi, Mia sedikit tertinggal dari Taro. Dan tanpa memberi salam selamat malam lagi kepada Mia. Taro segera mengeluarkan kunci kamarnya dan masuk membuka pintu kamar.
“Ta...” Panggil Mia, Taro lalu memandangan ke arah Mia.
“Abis makan langsung tidur nanti jadi gendut lho...” mendengar itu Taro sedikit tertawa.
“Keberatan temanin Mia sebentar di luar...?” Taro hanya mengangguk, dia lalu bersender di teras depan kamarnya menunggu Mia mendekat. Mia kemudian mendekat dan berdiri juga di sebelah Taro.

Mereka berdua melihat lurus ke depan yang hanya dihiasi dengan pepohonan di sekitar kos itu. Dan langit gelap yang menyembunyikan semua bintang dan hanya mempersilahkan bulan seorang diri untuk muncul. Suara jangkrik juga menemani mereka, walaupun makin terdengar menghilang seiring berjalannya malam. Beberapa anak kos lain juga sudah pada kembali ke kamar mereka masing-masing. Ada beberapa yang masih berhamburan ke luar untuk bersenang-senang.

No comments:

Post a Comment