“Yang ini ama Juice jeruknya dua yah... Pelanggan untuk sejam doank nih...”
“Sip boss... Nikmati aja datenya...” mendengar itu Mia hanya tersenyum, Kiki segera ke dapur dan menyiapkan pesanan Taro.
“Setelannya bagus Ta... Jarang-jarang liat Tata pake slayer kek gitu.”
“Bagus apa lucu...? Bagus dengan lucu beda tipis lho...” balas Taro tertawa sedikit.
“Bagus kok, beda aja dengan Tata biasanya. Biasa kan pake kaos dan celana pendek doank.”
“Yah... gaya orang masing-masing, enak kok pake gituan. Ga ribet...”
“Sampe jam brapa kerjanya...?”
“Palingan jam lima juga udahan kok, napa...? Oh ya... Uda bilangin ke Richard...?”
“Udah kok... Dia nya boleh-boleh aja, kebetulan hari ini dia ada urusan juga. Jadi ya... ga masalah aku keluar...”
“Oh... baguslah kalau sudah bisa akrab... Moga-moga ampe pelaminan yah...”
“Apaan sih... Masih lama kale...”
“Lama apanya, uda berumur gini. Bentar lagi juga uda bisa merid kok...”
“Minuman datang...” Kiki lalu meletakkan kedua minuman itu di meja mereka.
“Makanannya bentar lagi Ta...”
“Ah...!” Taro menjadi aneh seketika.
“Hmm...?” Kiki dan Mia kebingungan melihat tingkah Taro yang spontan itu.
“Lupa kenalin kalian... Ki ini Mia... Mia ini Kiki...” Taro memperkenalkan mereka berdua, Kiki lalu mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.
“Kiki...”
“Mia Gracia, panggil saja Mia... Salam kenal...” Mereka berdua lalu saling berkenalan.
“Makanannya bentar lagi ya...” Kiki lalu meninggalkan mereka berdua.
“Orang sini baik-baik yah...”
“Gitulah... Kalau kita ramah, mungkin orang juga akan ramah dengan kita. Sepintar-pintar kita bergaul juga sih...”
“Mia bangun jam brapa tadi...?”
“Jam sebelas gitu sih... Ga ada kerjaan bisnya, jadi Mia bobo aja lama-lama. Bisnya masih ngantuk sih...”
“Hmm... gitu yah... Jangan sering bobo malem-malem... Ga bagus buat Mia nanti...”
“Suka-suka Mia donk...”
“Nah kan... Mulai nakal...” Taro mengetuk kepala Mia pelan, dan Mia hanya tersenyum dengan itu.
“Makanan datang....” Kiki meletakkan pesanan mereka di meja, kelihatannya makanan itu lezat. Ada nasi putih dan sekitarnya ditaruh salad yang dituang mayonaise. Dan sebuah telur yang menutup di atas nasi itu, seperti telur dadar yang di goreng kecap. Dilengkapi dengan saus yang menghiasi atas telur itu. Dan nasi itu juga tersiram dengan kuah kari yang menggoda mata.
“Gini doank...? Namanya sampe kek gitu...” Kata Taro tertawa melihat makanan itu.
“Makan dulu... Baru ngucap... Gue duluan ke belakang. Caw...” Kiki lalu meninggalkan mereka setelah meletakkan tissue di samping piring mereka.
“Met makan Ta...” kata Mia sambil mengambil sendok dan garpunya.
“Yu...” Taro juga mengambil sendok dan garpu untuk menyantap hidangan mereka.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment