Dia lalu mengambil cangkir dan diisi dengan air minum, dengan segera Taro meneguk minuman itu. Dia meletakkan kembali cangkir itu. Air dalam cangkir bergoyang karena diberi gerakan oleh Taro. Dia segera meninggalkan dapur dan menuju ke kamar mandinya. Beberapa saat dia habiskan di dalam kamar mandinya. Selesai itu Taro keluar dengan sebuah kaos putih dan celana jeans birunya. Dia bergerak ke arah lemari dan mengambil sisir yang ada didalamnya, Taro lalu bercermin dan merapikan rambutnya yang tidak karuan itu. Setelah itu Taro meletakkan sisirnya kembali, dia lalu berjalan mengambil HP nya yang masih tergeletak di tempat tidur. Taro berjalan lagi lurus mengarah ke mejanya, dia membuka laci meja dan mengambil dompet hitam dan dimasukkan kedalam saku belakang celananya.
Setelah berberes semua Taro segera keluar dari kamarnya. Namun dia lupa untuk membereskan tempat tidurnya, Taro mengunci pintu kamar itu dari luar. Dia lalu melihat suasana sekitar, beberapa orang sudah mulai sibuk untuk berangkat kerja. Dia lalu berdiri di teras itu sebentar dan melihat-lihat ke bawah. Membuang waktu beberapa menit untuk bersender di teras itu Taro sudah merasa puas, da lalu berjalan menuruni tangga kos itu dan berangkat ke tempat kerjanya. Setelah dia pikir-pikir apa bedanya dia dengan orang-orang di sana, bangun pagi-pagi untuk bekerja. Dia menggelengkan kepalanya sambil merasa tidak percaya kalau selama ini dia membicarakan dirinya sendiri.
Taro hanya cukup berjalan kaki untuk menuju tempat kerjanya, seperti biasanya. Gaya Taro yang berjalan sambil melihat kanan-kiri untuk mengetahui situasi sekitar. Hari masih pagi namun kendaraan sudah menumpuk, ada yang sibuk berangkat ke sekolah, dan ada yang sibuk berangkat kerja. Taro lalu tersenyum melihat itu, dia melanjutkan perjalanannya di trotoar tersebut. Sampai juga Taro di depan tempat kerjanya, sepertinya dia merasa lesu melihat tempat kerjanya. Mungkin karena dia harus mengenakan celemek yang bergambarkan jeruk memegang sendok dan garpu. Dia memasukin tempat kerja itu dan segera masuk kedalam ruang ganti, Taro tetap memakai pakaiannya lengkap. Namun dia hanya mengenakan tambahan celemek berwarna orange dan bermotif jeruk memegang sendok garpu itu.
Taro menemukan sesuatu yang lain di locker nya, ada sebuah handuk kecil berwarna orange juga dan bercorak kotak-kota. Dia lalu mengambilnya dan menjadikan handuk itu sebagai slayer.
Selang beberapa waktu kemudian pelanggan datang juga, dia harus melayani pesanan pelanggan. Walaupun tugasnya hanya di dapur, namun dapur juga menggunakan kaca transparan. Jadi para pelanggan dapat melihat keadaan dapur. Setelah melayani beberapa pelanggan, Taro juga senggang. Tiba-tiba HP nya bergetar menandakan ada sebuah SMS yang masuk. SMS dari Mia, dia menanyakan keberadaan Taro. Dan Taro memberikan petunjuk di mana tempat kerjanya.
Sepertinya sangat mudah petunjuk itu, dia hanya mengatakan untuk datang ke sebuah rumah makan yang baru buka. Memang hanya satu-satunya di daerah itu, dan Mia akan mudah untuk menghampiri Taro. Beberapa saat berselang, Mia sudah sampai ke tempat kerja Taro. Jam juga sudah menunjukkan pukul dua belas, menandakan jam istirahat untuk karyawan. Mia lalu melambai ke arah Taro, dan Taro hanya membalasnya dengan senyuman.
“Ki...” panggil Taro kepada seseorang teman kerjanya.
“Ha...?” pria dengan rambut Spike, parasnya juga lumayan. Dan tidak lupa seragam mereka berdua sama.
“Aku lepas bentar yah... Temen datang tuh...” teman kerja Taro lalu melihat ke arah Mia.
“Cewek...?” Taro hanya mengangguk.
“Pacar...?” Taro terpeleset sedikit mendengar itu.
“Bukan...”
“Jadi...? Simpanan...?” tanya Kiki dengan wajah polos.
“Buset dah...! Adik doank kok... Titip bentar yah...”
Taro lalu berjalan sambil mengelap tangannya pada celemek yang dipakainya. Dia mengambil menu makanan yang ada di meja depan lalu melanjutkan mengarah ke tempat Mia. Taro tersenyum kepada Mia sambil, lalu dia mengajak Mia untuk duduk di sebuah meja.
“Lapar...? Mau pesan apa...? Aku yang nraktir Mia deh...” Taro kemudian memberikan menu kepada Mia, Mia lalu mengambil menu itu dan dibukanya.
“Makanan apa ini, Ta...?” tanya Mia bingung.
“Entah juga yah... lom pernah makan juga...” kata Taro tersenyum, Mia mulai memerhatikan satu per satu makanan yang ada di sana.
“Nasi doank yah... Coba yang ini aja Ta... Orange Egrice... Ama Juice jeruk yah di sini andalannya.”
“Mungkin yah... dari maren juga ngejus jeruk terus akunya... Ikut Mia aja deh...”
“Ki...!” panggil Taro kepada teman kerjanya, dan Kiki datang mendekati Taro.
“Watzap...?” kata Kiki sambil menepuk bahu Taro.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment