Saturday, 25 April 2009

LOST Chap 42

“Mata loe kegatelan...?” tanya pria itu.

“Ada apa...?” balas Jimmy santai.

“Apa maksud liatin cewek gue sampe kayak gitu.”

“Gimana emang...? Cewek loe yang mana...?” saat bertanya seperti itu, seorang wanita keluar dari belakang pria itu. Berambut panjang, putih dan mengenakan pakaian yang minim. Dengan hanya memakai tanktop berwarna hijau dan hotpants biru. Mereka berdua lalu tidak berkata-kata lagi, namun orang itu memandang Jimmy seperti ingin memukulnya. Adi dan Taro lalu menghampiri mereka.

“Sorry bro... ada masalah apa...?” tanya Adi baik-baik kepada orang itu.

“Temen loe...?” tanya orang itu dengan nada menantang kepada Adi.

“Oh... Iya dia teman kami...”

“Oh... jadi ke sini mau belain teman kalian..?” orang itu lalu menepuk tangannya dua kali, lalu temannya berjumlah empat orang mendekati mereka.

“Haih... jangan sampai ribut lah...” bisik Taro dalam hati sambil menghela nafasnya.

“Ga perlu panggil orang lah... kita selesain baik-baik aja.” Kata Adi baik-baik.

“Mata tuh jaga lain kali...!” orang itu lalu mendorong Jimmy.

“Cewek loe pake baju kek gitu, salah gue liatin...?” Kata Jimmy yang tersulut emosi karena didorong pria tersebut. Orang-orang yang bermain lalu berhenti melihat tingkah mereka yang sepertinya akan ribut.

“Halah Jim... Nyari ribut itu...” bisik Taro sambil menepuk keningnya sendiri.

“Sudah... maaf-maaf kalau misalnya kami salah. Tolong jangan ada keributan di sini...” kata Adi mencoba menenangkan suasana.

“Beruntung loe... Kalo ga ada temen loe uda kami matiin di sini juga...” Orang itu lalu meninggalkan mereka bertiga dan kembali ke tempatnya lagi.

“Macho, Jim... ngajak ribut juga liat tempat. Repot kalau ribut disini mah...” kata Taro sambil menusuk pantat Jimmy dengan tongkat billyard di tangannya.

“Kalau misal ribut beneran juga ga takut aku sama dia...” Jimmy kembali menghidupkan rokoknya.

“Itu kan kamu... Kalau kita kabur aja ya, Ta...” kata Adi sambil tertawa, mereka lalu melanjutkan permainannya lagi. Tapi sepertinya orang itu masih tidak senang. Dia masih memandangi Jimmy dan lainnya dengan wajah serius. Tidak terasa waktu terus berjalan, mereka sudah menghabiskan dua jam. Kemudian Taro dan lainnya keluar dari tempat tersebut, terlihat orang yang tadi juga mengikuti mereka saat keluar. Saat diluar sepertinya suasana makin memanas. Taro dan lainnya dihentikan oleh mereka.

“Sekarang sudah diluar... Ayo...” kata orang itu sambil berlagak ingin berkelahi. Namun Taro dan lainnya tidak menanggapi serius ajakan itu.
“Ah... Ternyata mereka banci... ga brani ngelawan.” Mendengar itu tanpa banyak kata Jimmy langsung berbalik dan mendekati orang itu.
“Ayo... duluan kalau brani...”

“Sudahlah Jim... orang kek gitu ga perlu diladenin.” Sahut Adi untuk meredakan emosi temannya.

“Aku yang urus Di...” Taro memegang pundak Adi, dia lalu mendekati mereka berdua.

“Kalian pingin ribut...?”

“Oh... loe juga brani kayaknya yah...”

No comments:

Post a Comment