“Tanpa basa-basi yah... Saya senang dengan anak muda seperti kamu... Memang ada beberapa tempat masih kosong, dan lagi saya juga baru beberapa bulan merintis usaha ini. Besok kamu langsung memulai bekerja saja, dan... jangan mengecewakan saya tentunya.”
“Ah... Terima kasih banyak pak... Saya merasa terbantu dengan ini... Akan saya coba sebaik mungkin...” Taro lalu berdiri dan kembali menyalami pak Bernard. Taro lalu meninggalkan rumah makan itu dan segera kembali ke kosnya. Dia lalu mengeluarkan HP nya dan segera memberi kabar kepada temannya bahwa dia sudah mendapat pekerjaan. Dan teman Taro juga memberikan tanggapan yang positif akan hal itu.
Taro ingin mengabari Mia, namun dia juga belum pernah bertanya nomor HP Mia. Dia lalu menggelengkan kepalanya dan bergegas kembali ke kosnya. Taro kemudian melihat kejalan begitu banyak mobil yang melintas. Namun perhatiannya hanya terpaku pada satu mobil yang terlihat dalamnya. Seseorang yang ia kenal ada didalam mobil itu.
“Rita...” panggil Taro sedikit terkejut. Dia ingin sekali menghampiri mobil itu, namun kakinya tidak mau mengikuti perintahnya. Taro hanya terdiam disana dan memandang wanita tersebut. Beberapa saat kemudian mobil itu melaju, dan wanita yang berada didalamnya memandang Taro juga. Dia kemudian terkejut, namun mobilnya sudah membelakangi Taro. Rita lalu menoleh kebelakang dengan cepat, namun Taro semakin menjauh dari dirinya. Mereka saling pandang untuk beberapa saat, namun Rita masih ragu apakah itu benar-benar adalah Taro.
“Kenapa Ta...?” tanya seorang pria yang mengemudi, itu adalah kakaknya.
“Ngga... bukan apa-apa...”
“Ya udah... duduk yang bener, sabuknya dipake. Depan ada polisi tuh, malas kalau ditilang.”
“Taro... apa itu kamu... kenapa kamu ada di sini...?” bisik Rita dalam hati.
“Ta... Aku ga mimpi kan, itu tadi benar-benar kamu...” Taro juga berbisik dalam hati, dia kemudian melangkah pulang kearah kosnya. Suasana hatinya yang tadi senang karena mendapat pekerjaan, tiba-tiba langsung mencair karena melihat wanita tersebut. Dia melangkah dengan tatapan kosongnya, entah kenapa jika Taro mengingat kembali perasannya yang dulu. Maka dia akan melupakan semua hal yang ada, dia hanya berpikir kepada wanita itu seorang. Taro benar-benar sangat menyayanginya, dia terus berpikir dalam hatinya karena masalah ini. Taro tetap merenung dalam hati dan terus berjalan hingga akhirnya dia sampai di depan pintu kamarnya.
Taro segera membuka pintu kamarnya dan membuang tubuhnya yang kosong itu ke atas kasur. Tatapan matanya benar-benar kosong saat itu, dia hanya berpikir tentang masalah itu.
“Kenapa...?”
“Kenapa aku ga ngejar tadi... padahal sudah didepan mata...”
“Ck...” bisik Taro dalam hati, dia bingung karena kakinya sama sekali tidak mau bergerak tadinya.
Taro kemudian memejamkan matanya untuk mendinginkan pikirannya yang sedang kacau itu, akhirnya dia tertidur juga. Waktu terus berjalan dan dia terbangun dari tidur lelapnya. Taro kemudian terbangun.
“Ta...” Taro mengelus pipinya sendiri, dia mengenang kembali saat dulu dia masih bersama wanita tersebut. Taro masih duduk diatas kasurnya dan pikiran itu terus mengganggunya, Taro lalu berdiri dan melihat keluar jendela. Hari sudah gelap ternyata, dan dia baru bangun. Kemudian Taro berjalan kearah dapur untuk mengambil minuman. Taro lalu terdiam di dapur, dia membasuh wajahnya yang masih belum sadar sepenuhnya. Taro meletakkan kedua tangannya disana. Air menetes dari rambutnya dan jatuh kedalam tempat cucian. Dia terpejam sebentar, dan menahan nafasnya sejenak. Taro lalu memandang keatas dan menghela nafasnya. Kemudian dia berjalan lagi keluar dari dapur mendekati handuknya, Taro mengeringkan wajahnya dengan handuk. Taro membuka lemari dan memilih pakaian yang akan dikenakannya, dia mengambil kaos dan celana pendek seperti biasanya. Segera dia kekamar mandi, pancuran air dihidupkannya. Air mulai berjatuhan dari pancuran itu membasahi semua badan Taro. Selesai itu Taro lalu mengeringkan tubuhnya dengan handuk, kemudian Taro kembali mengenakan semua pakaiannya. Dia keluar dari kamar mandi dan menjemur handuknya. Taro keluar dari kamar kosnya, dia berdiri di teras dan masih berpikir tentang kejadian tadi siang.
Sesaat setelah itu, Mia keluar dari kamarnya juga. Dia melihat Taro ada didepannya, namun Taro tidak sadar akan kehadiran Mia. Pikirannya masih melayang dan tidak sadar akan kejadian disekitarnya. Mia heran melihat tingkah Taro, harusnya dia sadar kalau Mia sudah keluar. Mia belum memanggil Taro, dia melihat Taro dari belakang sambil tersenyum sedikit. Mia bersender di pintu kamarnya dia melipat kedua tangannya kebelakang dan terus memandangi Taro. Taro masih juga belum sadar kehadiran Mia yang ada dibelakangnya. Mia lalu memejamkan matanya sejenak, kemudian dia berjalan pelan mendekati Taro. Mia lalu memeluk Taro dari belakang dengan tersenyum, Taro terkejut dengan itu.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment