Saturday, 25 April 2009

LOST Chap 57

“Mia juga ingin balas budi dengan Taro, walaupun ceramahnya agak membosankan. Tapi setelah dipikir-pikir itu ada benarnya juga, tapi Mia rasa dia itu lebih menderita.”

“Dia pasti bisa selesein masalahnya sendiri, ga perlu dicemasin sampe gitu. Besok aku juga harus kerja dulu...”

“Kamu pulang aja... Mia ga apa-apa kok sendirian.” Richard lalu tersenyum, dia mencium kening Mia dan segera meninggalkannya.
Taro sudah berada didalam kamarnya, dia berjalan dan melempar tubuhnya di atas kasur itu. Terdengar ketukan pintu saat itu, dengan wajah yang malas Taro berdiri lagi dari tempat tidurnya dan membuka pintu tersebut. Ternyata Mia yang mengetuk pintu kamar Taro.

“Hmm...?”

“Boleh masuk...?” Taro lalu menganggukkan kepalanya dan Mia masuk kedalam kamar Taro.

“Mia jadi bingung...”

“Bingung kenapa...?” mereka berdua lalu berjalan, dan Mia duduk di atas tempat tidur Taro. Sedang Taro menarik kursi yang ada di depan mejanya dan duduk di sana.

“Tadi uda denger cerita Tata tentang masalah rumah, tapi kok malah ceramahin Mia yang baik-baik. Jadi sebenarnya Tata tau kalau orangtua Tata juga sayang dengan Tata gitu...?”

“Bukannya uda aku bilang, manusia hanya menilai dari apa yang mereka rasakan dan lihat... Dan aku itu dari perasaan tersebut, mereka itu sebenarnya sayang dengan kita. Hanya saja terkadang cara penyampaiannya yang ga bisa kita cerna atau apalah gitu...”

“Seperti orang yang Tata sayangi itu...” Taro terdiam sebentar mendengar pertanyaan Mia.
“Ah... Maaf, salah ngomong yah...?”

“Aku ga tau perasaan dia seperti apa terhadapku, entah benci atau sayang. Tapi aku berharap dia ngerti perasaan ini sebenarnya seperti apa... Bukannya sangat menyenangkan kalau seseorang yang kita sayangi tahu bagaimana perasaan kita.” Mia lalu mengangguk.

“Tapi apa Tata tau perasaan dia bagaimana...?” Mia selalu bertanya pertanyaan yang susah, hal itu membuat Taro tersenyum sebentar.

“Pertanyaan itu belum kutemukan jawabanya... Aku juga ga tau dimana jawaban dari pertanyaan itu, mungkin aku harus bertanya langsung untuk mendapat jawaban tersebut.”
“Mia kok jahat banget sih nanya gitu...?” tanya Taro mulai bercanda.

“Mia hanya kepikiran buat bantu Tata, dan sebagai balas budi karena selama ini Tata udah ngasih ceramah itu lho...” mereka berdua lalu tertawa sebentar.

“Kita akan merasakan dia jauh bukan karena jarak, karena tembok china yang membentang memisahkan kita, karena luasnya daratan yang membuat kita bingung, ataupun dia di surga dan kita di neraka. Namun kita akan merasa sangat jauh dengan cinta ketika kita saling berhadapan, namun kita ga tau apa perasaan dia sebenarnya terhadap kita.” Mia lalu meletakkan jari telunjukknya di kepala setelah mendengar pepatah Taro.

“Kok jadi makin bingung Ta...? Maksudnya apa...?”

“Maksudnya...?” tanya Taro kepada Mia, dan Mia hanya mengangguk.
“Entahlah... Tapi coba renungkan kata-kata itu. Dan Mia akan mengetahui maksudnya sendiri...”

“Pelit...!” kata Mia sambil memonyongkan mulutnya.

“Hemm... Mia kalau disuruh pilih buat tinggal, Mia mau tinggal di mana...?”

“Tuh kan... Ganti topiknya cepat amat...”

“Lantas...?” tanya Taro sambil mengedipkan matanya sekali.

“Weh... Hmm...” Mulut Mia sudah monyong sambil memikirkan suatu tempat yang ingin dia tuju.

“Mungkin... Mau liat Niagara...”

No comments:

Post a Comment