“Mia... napa ngga kuliah hari ini...?” tanya orang itu duluan.
“Ini bukan Mia... Ini...” Taro belum selesai dengan perkataannya.
“Nih siapa...! HP Mia kok ada di loe...!”
“Tenang... Jangan salah paham dulu. Mia lagi sakit, dia sekarang lagi istirahat.” Namun pernyataan Taro barusan tidak meredakan emosi orang itu. Dia semakin membentak Taro, karena bosan di bentak terus Taro langsung mematikan HP nya. Taro menarik nafas untuk menenangkan dirinya. Siapa juga yang tidak kesal, bicara baik-baik tapi terus dibentak. Taro memandang ke arah Mia dan menungguinya hingga terbangun. Waktu terus berjalan, beberapa saat kemudian pintu kamar Mia yang tidak terkunci itu langsung terbuka. Seorang pria langsung masuk kedalam dengan berlari. Seseorang yang memakai kemeja berwarna putih dan celana jeans biru muda. Dia mendekati Mia, lalu memandang kearah Taro seperti tidak senang. Orang itu menarik baju Taro dan ingin memukul Taro.
“Chard...” panggil Mia pelan, pria itu lalu tidak memukul Taro. Dia melepaskan tangannya lalu segera mendekati Mia.
“Kamu kenapa...? Kok bisa gini...?”
“Mia ngga apa-apa kok, palingan demam biasa...” Taro lalu berdiri dan meninggalkan mereka berdua. Pacar Mia hanya memandang Taro pergi dengan tidak senang. Taro lalu keluar dan menutup pintu kamar itu.
“Sok kuat...” kata Taro sendiri sambil tersenyum-senyum. Belum juga Taro memasukkan kunci kamar untuk membuka pintu kosnya. Pria itu keluar lagi dari kamar Mia. Dia lalu kembali menarik baju Taro.
“Mendingan loe ga usah dekatin Mia lagi kalau ga mau celaka...!”
“Hengh...” Taro tersenyum sambil membuang wajah.
“Gimana ga usah dekatin dia lagi boss, kamar aku disebelah kamarnya. Kamu mau bayarin aku pindah kos...?” tanya Taro, dan pria itu tidak bisa menjawab. Dia lalu mendorong Taro hingga terduduk, Taro masih tetap tenang menghadapi cowok yang seperti itu. Orang itu lalu menunjuk ke arah Taro dan memandang seperti ingin memakannya.
“Sekali lagi gue liat loe dekat-dekat dengan Mia... awas saja...!” kata Richard sambil memukul telapak tangannya sendiri.
“Fuh...” Taro, menghela nafas panjang. Dia sepertinya bingung dengan sikap Richard itu.
“Terserah...” Taro lalu bangun dan membuka pintu kamarnya, Richard masih memandang seperti tidak senang. Saat Taro sudah berada di dalam kamarnya sendiri. Barulah Richard masuk ke kamar Mia.
“Mia... kamu ga apa-apa kan...?” tanya Richard, Mia hanya menggelengkan kepalanya saja.
“Sekarang istirahat aja dulu... jangan mikirin yang lain-lain. Aku di sini kok jagain kamu...” Richard membelai kepala Mia. Mia kembali tertidur dan Richard ada di sampingnya.
Bunyi keran air yang dibuka terdengar, Taro sedang mengisi panci dengan air. Dia menunggui hingga panci itu terisi air secukupnya. Taro lalu memutar keran airnya untuk menghentikan laju air. Dia meletakkan panci di atas kompor dan mempersiapkan segala sesuatunya. Kompor lalu dihidupkannya, Taro menunggui hingga air itu mendidih.
“Makan mie... makan mie...” Taro berbicara sendirian, dia bersender di dekat kompor sambil memegang mie instant yang siap direbusnya.
Beberapa saat kemudian mie sudah dihidangkan, Taro lalu mengaduknya dan ingin segera makan. Baru saja Taro mengangkat mie itu dan bersiap untuk melahapnya. Terdengar suara ketukan pintu, sepertinya seseorang ada diluar kamar Taro. Wajah Taro sedikit kesal karena acara makan mie nya terganggu. Dia mengarah ke pintu dan tanpa menghabiskan waktu untuk bertanya siapa, Taro membukakan pintu itu.
“Alow...” kata pria yang mengetuk pintu itu.
“Jeh... datang juga... masuk dululah, ga kuliah hari ini...?” Pria itu salah satu teman Taro, dia memakai baju coklat dan celana sebetis juga.
“Lagi apa la...?”
“Baru mau makan... di ganggu...” kata Taro sedikit tertawa.
“Yah... baru mau ngajak pergi makan, Ta...”
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment