Thursday, 23 April 2009

LOST Chap 10

“Jarang-jarang sih dulu jalan selama ini, mana abis lulus SMA ga pernah olahraga lagi. Jadinya susah...”

“Emang dulu mainannya apa, Ta...?”

“Basket doank... kadang-kadang maen cewek...” kata Taro sambil tertawa.

“Oh... anak basket toh...” kata Mia sambil meneguk minumannya, Taro hanya mengangguk menanggapi itu.
Setelah beberapa saat beristirahat dan berbincang, mereka berdua berjalan lagi mengitari tempat itu. Tidak terasa waktu sangat cepat berlalu, mereka berdua baru sadar kalau sudah malam. HP Mia tiba-tiba bergetar menandakan ada SMS.
“Sebentar, Ta...” Mia lalu mengobrak-abrik tasnya mencari HP itu.

“Sapa...?”

“Oh... ga penting lah...” Kata Mia dengan wajah sedikit kesal, mungki itu dari pacarnya. Mereka kembali berjalan untuk pulang kerumah. Beberapa saat mereka berjalan jauh, HP Mia kembali berbunyi. Kali ini bukan SMS lagi, orang itu menelepon Mia. Dengan kesal Mia mengangkat HP nya.
“Napa sih...!” sepertinya Mia kurang senang dengan si penelepon. Taro hanya diam saja melihat Mia yang sedang marah-marah.
“Nyesalnya baru sekarang gitu...! Malas ah... !” Mia lalu mematikan HP nya, namun tetap saja dihubungi. Tapi selalu di reject oleh Mia.

“Napa harus pake emosi...?” tanya Taro.

“Bisnya... kesal Mia liat dia...”

“Ehmmm... yang sabar aja...”

“Tata ngga nanya emang ada apa...? Biasanya kan cowok kalo liat cewek lagi kesal langsung nanya-nanya gitu...”

“Harus...? Ngga semua orang suka dicampurin urusan pribadinya... pasti dari cowok kamu yah, diliat dari tingkah Mia kek gitu.”
Mia hanya mengangguk, Taro pun tersenyum melihat itu. Mereka berjalan kembali keluar untuk pulang ke koskosannya. Saat diluar giliran Taro yang menyetopkan taksinya. Mereka berdua masuk kedalam taksi itu dan segera mengarah pulang. Di dalam taksi...
“Ta...”

“Hmmm...? Napa...?”

“Nanti main ketempat Mia bentar yah... ada yang pengen Mia ngomongin.” Mia tertunduk, wajahnya seperti orang yang lagi sedih. Sedang Taro hanya menganggukkan kepalanya.

“Palingan curhat...” bisik Taro dalam hati. Taksi itu terus berjalan mengarah ke koskosan mereka berdua, suasana hening menyelimuti Taro dan Mia. Suasana hati sedang kacau saat itu. Taro hanya diam saja, dia tidak berani banyak bicara karena takut akan mengatakan hal yang tidak mengenakkan. Dengan memberanikan diri, Taro mengelus kepala Mia. Mia malah merasa nyaman dengan itu, dia menyenderkan kepalanya di bahu Taro. Mia terus menaruh kepalanya dibahu Taro hingga mereka sampai pada koskosannya. Kedua orang itu lalu turun, Mia ingin membayar uang taksi. Tapi Taro sudah dulu membayarnya. Lalu mereka berjalan bersama ke tempat Mia.
Sesampainya di atas, Mia segera membuka pintu kamarnya. Namun Taro tidak langsung masuk, dia kembali ke kamarnya dahulu.

“Kenapa, Ta...?” tanya Mia melihat Taro juga membuka pintu kamarnya.

“Mau mandi dulu, Mia juga mandi dulu bagusnya. Buat segarin badan sama dinginin pikiran... Aku masuk duluan...” Taro lalu masuk ke dalam kamarnya. Taro menyenderkan seluruh badan belakangnya ke pintu, dia menarik nafas panjang dan membuangnya.
“Fuh... masalah seperti ini lagi... Ck...” dia lalu mengedipkan matanya sekali dan bernajak dari pintu kamarnya. Taro mengarah ke tempat lemari dan mencari baju santai untuk malam itu. Kaos putih lagi dan celana sebetis berwarna hitam dipilihnya. Dan Taro segera mengambil handuk dan masuk ke dalam toilet untuk mandi. Begitu juga dengan Mia, dia memilih baju yang santai dan segera mandi untuk mendinginkan pikirannya. Taro lalu memakai bajunya dan menata rambutnya yang berantakan itu. Dia segera keluar dari kamarnya dan menuju ke tempat Mia. Dia mengetuk pintu kamar Mia namun belum di buka. Dia menunggu di teras depan kamar mereka, sepertinya Mia akan menghabiskan waktu hanya karena mandi. Taro tetap menunggunya, dia lalu mengambil HP nya dari saku celana kiri. Namun dia tidak memakai HP itu, Taro hanya mengeluarkannya saja untuk digenggam. Sekian lama menunggu akhirnya pintu dibuka juga.

No comments:

Post a Comment